Kamis, 05 November 2009

Bad day

Hari itu tertanggal 13 Juni 2008, entah kebetulan atau tidak angka 13 Juni itu membenarkan kesialan yang terkandung dalam angka 13. Hari dimana tenggorokanku tersenggrok dengan sangat dahsyat sebagai tanda sebelum 4 jam lebih 45 menit aku kehilangan handphone Sony erricson W880i yang baru 3 bulan mendengarkan ceritaku dan seseorang di seberang sana mengenai banyak hal dari mulai memerah wajahku, merekah pipiku sampai tetesan air jatuh dari pelupuk mataku. Handphone Zte murah pun turut hilang bersama Sony teman sekamarnya di sebuah toilet di salah satu lounge bandara soekarno hatta.

Yang pertama aku harus salahkan atas kehilangan handphone adalah diriku sendiri, aku yang begitu bodoh dimainkan oleh pikiran aku sendiri walaupun disitu ada andil seseorang yang begitu sangat mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan kesedihan pemilik handphone yaitu aku.

Bad Day, itu Inggrisnya tapi untukku hari itu adalah hari dimana aku mulai sadar betapa lemahnya memori otakku. Entah kenapa, bagaimana otakku sedemikian bodoh hingga aku harus merasakan ketiga kalinya kehilangan Handphone. Bodoh! Bodoh! Bodoh….Aku tidak akan lagi menghujat lagi atas kehilangan ini karena tak mungkin sesuatu yang buruk terjadi tanpa seizing-Nya. Izin yang diberikan oleh-Nya karena aku lupa bersyukur atas apa yang sudah aku capai selama ini. Izin yang diberikan oleh-Nya untuk mengingatkan bahwa memori otakku mulai lemah, Izin yang diberikan oleh-Nya untuk mengingatkan bahwa masih ada orang baik di dunia ini karena ada seorang yang baru beberapa jam aku kenal memberikan uangnya sebagai tambahan untukku membeli handphone baru. Izin yang diberikan oleh-Nya untuk menjelaskan bahwa kebaikan seseorang masih banyak diragukan seperti temanku yang menuduh orang baik itu sebagai orang yang andil atas hilangnya handphoneku. Entah karena apa izin itu diberikan yang pasti aku sudah merasakan betapa beruntungnya aku kehilangan handphone itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar