Kamis, 05 November 2009

Suatu Hari di bulan Juli

Waktu memang tak akan terulang hanya bayang yang membekas hingga nampak semua guratan. Aku berpaling dari apa yang aku takutkan, berpaling hingga tak tampak bayangan. Dia mengejar dan terus mengejar, berlari lari lagi yang tampak masih guratan. Wahai masa depan yang agung bawa aku hingga aku lupa memiliki guratan yang nyaris menemukanku

Udara malam memang tak dingin juga tak bisa menghangatkan tubuhku, angin yang membelai matakupun tak membuatku beranjak ke dunia mimpi. Aku menatap ke dinding yang nyaris menghimpitku seakan-akan aku mengidap claustrophobia akut secara mendadak, otakku yang biasa bekerja baik nyaris membuatku merasa manusia terbodoh di dunia manapun bilamana ada dunia selain tempatku berpijak. Entah apa yang kini merusak tidurku ? ! Apa guratan masa lalu yang mulai menemukanku atau bayangan itu telah sampai dihadapanku atau masa depan yang agung telah aku temukan dan aku sadar aku tak mampu membiarkan masa depan yang agung itu hanya menjadi guratan ??!!
Aku tegaskan waktu sudah menunjukan pukul 1.00 am tampak dilayar handphone yang sudah berbulan-bulan mendengarkan, menguping, pembicaraan dengan guratan , bayangan ataupun dengan masa depan yang agung itu. Entah ! Sekali lagi entah !!! Berapa lama lagi mataku terpejam, yang aku tahu saat ini mataku tetap bertahan kokoh tak tergoyahkan, tak mau tertidur walaupun untuk sekedar mengerlip.

Aku beranjak mengambil sebotol minuman mineral yang beberapa waktu tak tertangkap pandangan, hanya tenggorokan yang tercekik serta bibir yang terasa begitu sangat kering hingga aku menemukannya. Aku meminumnya seteguk demi seteguk lainnya untuk membuat nyaman tenggorokanku ataupun membuat jiwaku sedikit tenang dengan basahannya.

Aku berpikir keras, memacu otak , menerapi otak serta jiwa juga mengaktifkan seluruh pola pikir hingga aku tersadar suatu hari dibulan Juli bahwa guratan, bayangan hanya bagian dari kisah panjang aku menemukan masa depan yang agung. Hingga aku tersadar suatu hari di bulan Juli bahwa hanya memerlukan beberapa guratan untuk bisa membuatku semakin sadar telah menjadi bagian dari dunia. Hingga aku tersadar suatu hari di bulan Juli bahwa bayangan hanya bayang yang akan terus menjadi bayang selama kita masih menginginkannya. Hingga aku tersadar suatu hari di bulan Juli bahwa hal yang paling nikmat adalah dimana kita sangat memerlukan kenikmatan itu. Hingga aku tersadar suatu hari di bulan Juli aku tegaskan bahwa sampai adzan subuh berkumandang, matahari terbit serta kokok ayam terdengar aku masih terus menatap tanpa membuatku lelah tersadar banyak hal !!!

Bad day

Hari itu tertanggal 13 Juni 2008, entah kebetulan atau tidak angka 13 Juni itu membenarkan kesialan yang terkandung dalam angka 13. Hari dimana tenggorokanku tersenggrok dengan sangat dahsyat sebagai tanda sebelum 4 jam lebih 45 menit aku kehilangan handphone Sony erricson W880i yang baru 3 bulan mendengarkan ceritaku dan seseorang di seberang sana mengenai banyak hal dari mulai memerah wajahku, merekah pipiku sampai tetesan air jatuh dari pelupuk mataku. Handphone Zte murah pun turut hilang bersama Sony teman sekamarnya di sebuah toilet di salah satu lounge bandara soekarno hatta.

Yang pertama aku harus salahkan atas kehilangan handphone adalah diriku sendiri, aku yang begitu bodoh dimainkan oleh pikiran aku sendiri walaupun disitu ada andil seseorang yang begitu sangat mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan kesedihan pemilik handphone yaitu aku.

Bad Day, itu Inggrisnya tapi untukku hari itu adalah hari dimana aku mulai sadar betapa lemahnya memori otakku. Entah kenapa, bagaimana otakku sedemikian bodoh hingga aku harus merasakan ketiga kalinya kehilangan Handphone. Bodoh! Bodoh! Bodoh….Aku tidak akan lagi menghujat lagi atas kehilangan ini karena tak mungkin sesuatu yang buruk terjadi tanpa seizing-Nya. Izin yang diberikan oleh-Nya karena aku lupa bersyukur atas apa yang sudah aku capai selama ini. Izin yang diberikan oleh-Nya untuk mengingatkan bahwa memori otakku mulai lemah, Izin yang diberikan oleh-Nya untuk mengingatkan bahwa masih ada orang baik di dunia ini karena ada seorang yang baru beberapa jam aku kenal memberikan uangnya sebagai tambahan untukku membeli handphone baru. Izin yang diberikan oleh-Nya untuk menjelaskan bahwa kebaikan seseorang masih banyak diragukan seperti temanku yang menuduh orang baik itu sebagai orang yang andil atas hilangnya handphoneku. Entah karena apa izin itu diberikan yang pasti aku sudah merasakan betapa beruntungnya aku kehilangan handphone itu.

Rabu, 04 November 2009

Aku

Aku sepertinya belum bisa mengenal Aku, aku sepertinya masih awam dengan aku, aku sepertinya adalah aku yang memang aku tapi tak yakin kalau aku adalah aku. Aku juga tak tau pasti apa aku adalah aku yang sekarang? Karena setiap cerita dalam hidup akan merubah aku menjadi aku yang lain atau mungkin aku tetap aku kalau saja setiap cerita dalam hidup tak terlalu merusakku.


Tapi tahukah kamu ? Kalau aku adalah aku, yang selalu menginginkan setiap jengkal dalam hidupku harus seperti keinginanku. Kalau aku adalah aku yang selalu menginginkan setiap napas dalam hidup adalah memuja cita-citaku.


Tapi tahukah kamu ? Aku adalah rumput liar, yang bila dicabut akan tumbuh aku tumbuh aku lagi hingga mereka bosan mencabutku. Aku adalah air, yang setia pada wadahnya tapi tak pernah sekalipun lupa pada alirannya. Aku adalah daun, yang tertiup angin dan jatuh ke kolam dimana para ikan menggoyangkan tubuhku dengan sesuka hati.Terus dan terus dikolam sampai bakteri melumat habis tubuhku atau nasib baik membawaku kepinggir terus kepinggir hingga ada yang meraihku untuk mati di bawah kaki ranting yang menjadi bagian dalam hidupku.


Tapi tahukah kamu ? Aku adalah anak yang terlahir dari rahim ibu yang mungkin sama dengan ibumu. Sama Mulianya, sama agungnya hingga aku tak mampu melihatnya meratap dalam cita-citanya. Aku adalah RANIE yang akan terus berjuang agar ratapan ibuku tak terdengar lagi ditelingaku.


Tapi tahukah kamu?Aku hanya seorang anak yang terlahir dengan kelamin wanita, yang masih sangat jelas kewanitaannya. Menangis ketika sakit pada waktu datang haid, menangis ketika cinta mulai merusak sadarku, menangis ketika suara-suara lantang dan keras menghujani wajahku. Yang mungkin juga akan menangis karena-Mu !


Tapi tahukah kamu ? Aku akan terus mencari aku yang lain yang pasti aku juga untuk menyatu denganku dan terus menyatu hingga tanah merah merapat pada ragaku. Dan yang jelas dariku, aku adalah aku yang menginginkan kembali ke tanah tempatku berasal dengan iman Islamku.